Aku tau bahwa air mata tidak akan pernah jatuh sia-sia. Meskipun menangis juga nggak akan nyelesain masalah, tapi menurutku di dalam tangis itu kita jadi bias merenungi apa yang sebenernya terjadi. Kejadian misunderstanding kaya gini jujur yang pertama terjadi, tapi ini pertama kalinya aku nangis dalam keadaan yang paling menyedihkan. Waktu itu bertepatan pas aku sakit juga, tiap inget masalah itu air mata nggak bias ditahan. Alhasil seharian penuh aku bener-bener nangis kaya orang depresi itu sampai akhirnya hari-hari selanjutnya udah nggak bias nangis lagi meskipun keinget lagi, toh yang ditangisin juga nggak pernah tau, jadi kesannya tangisan gue sia-sia. Nggak guna.
Tapi gue sadar, dengan adanya kejadian kaya gini gue jadi bener-bener bisa memaknai setiap detik yang gue punya. Di saat seperti ini ketika aku share sama sahabatku dia bahkan bersedia nawarin bahunya buat bersandar. Atau sekedar melontarkan beberapa guyonan agar aku bisa tertawa. Ada yang nemenin aku nangis. Ada yang marahin aku karena aku terlau cengeng. Dan itu semua berharga untukku.
Dan aku punya Ibu yang masih bisa aku peluk saat tidur. Yang bisa membuatku tertawa dengan sikap polosnya. Ibuku lucu. Aku sayang Ibuku. Yang sok berasa masih ngerasa kaya anak muda. Yang hobinya shopping sama kaya aku. Yang selalu beda pendapat kalo tiap milih baju/belanjaan. Haha. Pokoknya meskipun aku punya 1000 alasan untuk bersedih hari ini tapi toh kenyataannya aku punya jutaan alas an untuk tetap tersenyum. Bersama orang-orang yang mengisi dan mewarnai hari-hariku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar