Dari pertama kali aku tau kamu dari sahabatku yang jadi temen baru sekelas
kamu, entah kenapa aku selalu tertarik dengan nama kamu. Aneh, aku bahkan
jarang banget liat kamu tapi nggak jarang aku nanyain tentang kamu ke
sahabatku. Dan sejak itu aku tau kita punya kesukaan yang sama. Akhirnya kita
ketemu di situasi yang sama, di ruangan yang sama untuk dua tahun ke depan.
Mungkin karena setiap hari ketemu, tiap hari bercanda, aku duduk di bangku yang
nggak jauh dari kamu secara nggak sengaja aku jadi sering merhatiin kamu,
merhatiin apa yang ada di diri kamu, apa yang sedang kamu lakuin, gimana
keadaan kamu setiap hari. Aku pengin deketin kamu, tapi saat itu aku nggak tau
pasti seperti apa kamu yang sebenernya. Semuanya masih baik-baik aja di mataku.
Aku akhirnya ngeberaniin diri buat nyoba deketin kamu dengan ngomongin
hal-hal yang sama-sama kita suka. Setelah itu aku ngerasa punya temen cowok
yang bisa aku ajak cerita di sms (walaupun aku tau kadang kamu ngerasa
terganggu sama sms-sms ku itu), dulu masih sering wall to wall sama komen di
status fb, suka saling ngeledekin. Jujur aku seneng banget, meskipun aku mulai
menyadari ada sebuah perasaan yang berbeda tapi saat itu aku masih bisa lepas
bersikap di depan kamu tanpa canggung.. Jadi saat itu aku yakin kamu sama
sekali nggak tau gimana sebenernya perasaan aku ke kamu.
Pas kamu nggak masuk aku khawatir, aku kira kamu sakit karena kecapekan
tapi 3 hari selanjutnya kamu nggak juga masuk. Kalau aja kamu tau, bahkan lagi-lagi
aku nggak nyadar kalo aku sering ngelirik ke bangku kamu, aku baru sadar akan
hal itu waktu temen sebangkuku negur aku kenapa ngeliatin ke tempat duduk kamu
melulu. Aku khawatir, di beberapa catatanku aku berkali-kali berdoa biar kamu
cepet sembuh dan bisa ada lagi di kelas ketawa-ketawa bareng temen-temen lagi. Dan
lagi-lagi kamu nggak akan pernah tau kalau aku mencemaskan keadaan kamu, aku
care sama kamu.
Dan selanjutnya aku mulai menyadari ada seseorang juga yang sedang berusaha
mendekati kamu. Aku nggak tau kenapa ini semua bisa terjadi, tanpa pernah tau
awalnya semakin lama aku dekat dengan gadis yang juga mencoba mendekatimu itu.
Dia mulai menceritakan banyak hal tentang hubungannya denganmu, tentang semua
isi sms.mu ke dia. Dan aku nggak bisa melakukan apa pun walaupun aku tau
seharusnya aku menghindar. Aku nggak pernah tau apakah dia sengaja menceritakan
itu karena dia tau perasaanku ke kamu atau enggak. Aku nggak pernah tau apa
niatnya ngelakuin hal-hal yang kadang membuat seperti pecahan kaca kecil yang
menggores banyak luka tapi aku selalu pandai dalam bersikap di depannya. Aku
ceria, aku tertawa, aku bahkan sering menggodanya dengan menyangkutkan dia sama
kamu. Dan lagi-lagi kamu nggak pernah tau bagaimana aku selalu bertahan
ketika ada orang lain juga punya perasaan yang sama ke kamu seperti aku.
Aku akui dia jauh lebih agresif,
tapi sebelumnya aku nggak nyangka kalau gadis itu begitu egois. Kalau gadis itu
tau gimana perasaan aku ke kamu nggak seharusnya dia cerita banyak hal tentang
kedekatannya sama kamu. Bahkan satu dari sms-nya dari kamu yang bikin aku sedih
adalah ketika kamu mengajukan sebuah permintaan sama dia untuk mencoba menjalin
sebuah komitmen. Dan lagi-lagi kamu nggak pernah tau aku menangis karena
itu.
Saat ini, detik ini aku tau siapa kamu yang sebenernya. Aku sadar dari awal
kalo aku nggak akan pernah bisa sama kamu. Sekarang ini kamu bukan lagi sama
gadis itu dan apalagi sama aku, nggak. Kamu udah bisa sama cewek yang lain
lagi. Hebat banget ya kamu, kamu jago banget mainin hati cewek yang berusaha
baik buat kamu, yang selalu care sama kamu. Kamu hebat bisa ngasih
harapan-harapan itu dan selanjutnya pergi gitu aja. Aku tau aku nggak pernah
bisa bilang tentang semua ini sama kamu karena memang saat gadis itu mulai
bercerita tentang kedekatan kalian, aku mulai menarik diri menjauh dan nggak
mau buat nyoba deket lagi ke kamu. Tanpa kamu sadari bukan cuma aku yang kamu
bikin sakit, kamu juga udah nyakitin gadis yang udah ngerasa berarti banget
buat kamu. Dan lagi-lagi kamu nggak pernah tau ada yang tersakiti karena
sikap kamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar