Rabu, 13 November 2013

HOME

Aku sedang senang-senangnya dengan lagu Home yang dinyanyiin Michael Buble. Sedang sering-seringnya rindu dengan suasana dan orang-orang di rumah. Rumah adalah tempat paling nyaman untuk kamu kembali, untuk menjadi seperti apa kamu yang sebenarnya, tanpa topeng dan segala kemunafikan. Bersama dengan orang-orang yang mencintai sebagaimana adanya dirimu, entah buruk atau baik dirimu. Kita tidak perlu menjadi yang sempurna untuk dicintai. Merasa bahwa Tuhan begitu baik dan sangatlah baik.
Aku punya eyang Kung yang selalu saja tak pernah bosan memberikanku wejangan mengenai filosofi hidup, mengajariku agar aku segera bisa dewasa walau pada kenyataannya masih jauh. Aku punya eyang Uti yang nggak pernah bosan melarangku makan banyak-banyak karena ketakutannya kalo nanti aku jadi lebih gendut dan nggak cepet-cepet punya pacar. Aku punya mereka yang mencintaiku walau aku selalu bandel atau kadang membantah larangan mereka ketika aku merasa sedikit terkekang. Tapi aku tau itu ungkapan sayang dan peduli mereka terhadap cucu pertamanya ini.
Aku juga punya Ibuk yang nggak pernah bosen beresin kamarku, karena aku tau aku cewek paling nggak rajin yang bisa-bisanya tidur di kamar dalam kondisi paling berantakan sekalipun. Tempat aku menumpahkan banyak cerita tentang kuliah, teman dan bahkan hanya sekedar bercanda. Yang selalu mengalah saat rengekanku akhirnya menggeser egonya. Pergi shoping berdua, memperdebatkan mana yang lebih bagus dengan harga yang sesuai. Kami berbeda selera, tapi aku dan Ibuk hanya seperti adik-kakak dengan beda usia yang tidak jauh. Ibukku adalah ibu yang paling rajin sedunia. Ketika aku merasa sangat sedih dan seakan dunia ini menghakimiku sebagai orang yang bersalah, tidur di samping Ibuk, dengan memeluknya aku merasa semua menjadi lebih baik. Aku merasa aku di tempat yang tepat, yang paling nyaman. Ibuk tidak pernah bertanya kenapa aku menangis, karena mungkin Ibuk tau anaknya sudah mulai dewasa, Tuhan sedang membimbingnya menjadi manusia yang lebih dewasa dengan cara yang terkesan menyakitkan tapi Ibuk percaya Tuhan selalu mengerti cara terbaik mengajriku tumbuh bersama kehidupan yang tidak selamanya membagiakan. Ibuk cukup ada disampingku dan menemani aku tidur. Dan Bapak, yang galak, yang gengsinya bahkan lebih tinggi dari langit ketujuh. Yang selalu ngomel dulu waktu aku minta uang walaupun pada akhirnya tetap dibeli. Aku bahkan kalah pamor dengan ayam-ayam Bapak itu. Tapi ya sudahlah, ayah adalah sandaran. Ayah selalu menyediakan ruang yang hangat untuk putri kebanggaannya. Aku tau Bapak tidak pernah mengatakan bahwa aku anak yang baik, tapi aku tau dibelakangku beliau sangat mencintai aku. Beliau selalu bangga bahkan dengan hal kecil yang aku lakukan untuk hidupku. Satu dari sifat Bapak yang aku ingin ada dalam diri pendampingku nanti adalah tegas.
Dan rumah tempat dimana kita benar-benar kembali dan kekal bersama-Nya adalah Tuhan. Ya, aku punya Tuhan, Allah. Dia yang menciptakan kita. Dia adalah pemilik kita. Pemilikku yang sesungguhnya. Aku bersyukur atas segala hal yang sudah aku jalani selama ini. Entah itu merupakan kebahagiaan atau kesakitan yang teramat dalam bagiku tak mengapa. Aku jadi ingin selalu dekat dengan Tuhanku. Ketika manusia saling menyalahkan satu sama lain, aku hanya memohon perlindungan supaya Tuhan mengampuniku. Dan kalau memang aku bersalah aku memohon pada Tuhanku untuk ditunjukkan apa yang menjadi kesalahanku dan bagaimana menebus itu semua. Aku sempat membiarkan diriku disakiti, tapi belakangan aku semakin percaya janji Tuhan bahwa kesedihan selalu beriringan dengan kebahagiaan. Kesulitan selalu berdampingan dengan kemudahan. Tuhan menghendaki aku menjadi manusia yang kuat. Yang meskipun harus tersedu-sedu tangisan kesakitan, tetap mampu melakukan yang terbaik bagi hidupku sendiri.
Jangan takut, ketika seluruh isi dunia membencimu kamu tau tempat yang tepat untuk kembali. Home. :)

TWENTY



Tuhan, terima kasih untuk 20 tahun yang sangat berarti. 20 tahun yang telah merubah hidupku menjadi jauh lebih baik meskipun aku tetap sering merasa sepi karena belum mampu mengenalmu lebih dekat. Aku merasa bahwa di perubahan usiaku dari 19 tahun menginjak 20 tahun, Engkau mengajarkanku banyak hal. Tentang bagaimana sebuah keikhlasan menerima jalan cerita yang Kau sampaikan lewat rentetan kejadian yang sangat menyakitkan. Namun, di balik itu semua aku yakin bahwa selalu ada makna dan pelajaran yang harus aku ambil. Engkau sampaikan melalui kejadian yang membuatku selalu menangis dan hampir menyerah. Aku tau Engkau sedang menguatkanku dan mencoba memberitahukan padaku bahwa kebahagiaan tidaklah didapat dengan cuma-cuma. Kau selalu mengganti setiap butir air mata ini dengan untaian senyuman yang terurai penuh rasa ikhlas, lepas dan tanpa beban. Terima kasih Tuhan telah memberikanku sepasang malaikat yang selalu menyayangiku sepenuh hati, tanpa kenal lelah dan bosan mereka selalu menjagaku, menyebutkan namaku dalam setiap untaian doa mereka, meminta agar supaya aku menjadi hamba yang patuh pada Mu. Mereka yang tiada henti membanggakan mutiara kecil mereka ini yang sebenarnya belum mampu melakukan yang terbaik untuk membuat mereka cukup bangga. Bahwa aku tidak sehebat yang mereka inginkan. Namun satu janjiku bahwa aku tidak akan mengecewakan mereka, sekecil apa pun kesalahan itu.mereka sangat berharga bagiku, Tuhan. Jaga dan lindungi mereka, limpahkanlah kehidupan mereka dengan rahmat dan kasih sayangmu ya Tuhan. Berikanlah rezeki yang barokah untuk kecukupan hidup kami. Hanya mereka yang aku miliki satu-satunya ketika aku merasa tidak ada lagi tempat yang aman bagiku untuk berlindung, bahkan ketika seluruh dunia membenciku dan merendahkanku mereka tetap merangkulku dan mengatakan bahwa aku mutiara terbaik yang mereka punya. Jangan sakiti mereka ya Tuhan, mereka telah mengorbankan banyak hal untukku, maka bantulah aku untuk mengikhlaskan diri memberikan kebahagiaan untuk mereka.
Terima kasih telah memberikanku teman-teman yang selalu menjagaku, membuatku lupa bagaimana cara menangis ketika bersama mereka. Terima kasih telah memberi kami jiwa yang begitu besar untuk mengambil hikmah dan bahan instrospeksi diri demi menjadi pribadi yang lebih tabah. Rasa sakit yang ada dalam diri kami sepenuhnya kami serahkan kepadamu ya Tuhan karena Engkaulah yang Maha Pemaaf. Maafkanlah hati kecil kami yang mudah terhasut bisikan setan sehingga membuat kami lupa bahwa kami memiliki Engkau yang Maha Tahu. Engkau tau dalam benak kami tidak pernah ada secuil pun rasa ingin menyakiti pada mantan teman-teman kami itu, kami pun tidak tahu apa salah yang telah kami lakukan sehingga mereka begitu membenci kami. Tapi bagi kami Tuhan, itu cukup memberikan kami banyak pelajaran, bahwa kami yang tidak sempurna ini hanyalah manusia yang kerap melakukan kesalahan. Mungkin ada sikap kami yang tidak berkenan di hati mantan teman-teman kami tersebut maka maafkanlah, beritahu mereka bahwa mereka tetap saudara kami yang pernah mengukir senyum dan mengindahkan hari-hari kami. Mereka tetap punya arti bagi kami, karena tanpa mereka kami masih anak kecil yang begitu polos dan bodoh, namun berkat mereka kini kami begitu elegan mendewasakan diri, menata kehidupan kami dalam menyikapi sebuah hubungan pertemanan.
Terima kasih sudah mempercayakanku pada malaikat-malaikat bernama sahabat yang sungguh baik hati dan tanpa kenal waktu selalu menyayangiku. Yang dengan kesediaan dan ketulusan hatinya berkenan meluangkan kasih sayang atas nama persahabatan. Teman-teman dari SD sampai sekarang yang masih setia mengucapkan selamat ulang tahun di setiap pertambahan usiaku. Yang tidak pernah bosan membuatku terharu saat mereka ingatkan aku bahwa aku berharga bagi mereka. Yang selalu membuat hal yang sederhana menjadi terkesan lebih istimewa karena datangnya dari mereka. Terima kasih ya semuanya.
Tuhan, terima kasih untuk keberadaan teman-temanku, si Sipit, si Hidung Kecil dan si Betis Besar dengan segala kebodohan dan kekonyolan yang mereka bawa membuatku menyadari bahwa hidup ini begitu bermakna dengan kehadiran mereka. Mereka yang tidak pernah lelah menguatkanku saat aku merasa aku begitu lemah dan membutuhkan tempat untuk bersandar. Jangan ambil mereka ya Tuhan dari hidupku, aku tidak pernah menginginkan hal buruk itu kembali terjadi dalam hidupku, jaga dan lindungi mereka ya Tuhan. Sampaikan rasa maafku karena selalu merepotkan mereka dengan celotehan-celotehan yang tidak penting tentang kekuranganku dan ketidakmampuanku akan sesuatu hal. Maaf sering menyakiti mereka dengan perkataan-perkataan yang tidak seharusnya aku sampaikan. Maaf atas rasa dengki dan iri hati yang ada dalam benakku terhadap beberapa sisi kehidupan mereka. Maaf membuat kalian bingung bagaimana caranya menanggapi kebodohanku ini. Maaf karena sering nebeng di kos kalian sampe larut malam. Maaf aku belum bisa menjadi cukup cantik dan langsing untuk jadi teman kalian, hehe. Dan maaf sampe sekarang aku masih jomblo dan sangat sensitif. Maaf yah.
Terima kasih juga untuk teman baruku yang sempat mengisi hari-hariku beberapa bulan terakhir. Terima kasih banyak ya untuk semuanya. Aku tidak perlu menunggu sampai 3 bulan untuk tau seberapa berharga diriku untukmu. Aku cukup mengerti dan sadar diri. Terima kasih ya.
Terima kasih untuk teman-teman se-organisasiku yang telah mengajariku banyak hal, tentang tanggung jawab, tentang bagaimana menjaga hubungan antar personal dan professional yang semestinya. Terima kasih atas pengabaian yang sempat membuatku merasa tidak berarti di antara kalian, namun kalian begitu solid dan membuatku enggan mundur dari kalian, bersama kalian aku bisa merasakan kehangatan sebuah keluarga yang tidak akan aku dapatkan nanti di tempat lain. Terima kasih atas tugas proposal, surat-menyurat, dan lpj yang tidak juga membuatku cepat kurus tapi malah membuatku semakin gendut, hehe. Terima kasih ya.
Terima kasih Tuhan yang senantiasa memberikanku kesempatan untuk memperbaiki diri. Terimakasih semuanya atas kebahagiaan yang telah kalian bagi bersamaku :)